Banyak hal saya dapatkan selama tiga hari lawatan ke Papua nugini (PNG). Negara kawasan Pasific ini menyimpan potensi dan peluang bisnis. Daerah yang sedang bertumbuh. Banyak pendatang merasa was-was dan mengkhawatirkan soal keamanan.
Tapi di PNG, ada beberapa orang Indonesia yang sudah merambah dan berbisnis di sini. Pak Hidayat Hanafi, salah satunya. Dia warga negara Indonesia, dan sudah membuka usaha sejak 36 tahun yang lalu.
Wajar kalau dia sekarang menjadi salah satu distributor produk rumah tangga asal Indonesia, yang menguasai pasar PNG. Dan dia merintis secara susah payah, sampai menjadi konglomerat di negeri orang.
Awalnya dia jualan barang Indonesia, satu kontainer, delapan bulan baru habis. Sekarang, lebih dari 70 kontainer/bulan. Hampir 70% produk yg dijual di PNG, adalah produk Indonesia.
Lollou Tan, wanita asal Malang, Jawa Timur, sudah buka usaha di Port Moresby (POM) kurang lebih 23 tahun. Dia pemilik hotel cukup terkenal, Laguna Hotel.
Gde Suta, anak muda pemberani, sudah hampir 6 bulan keluar masuk kampung di PNG menawarkan teknologi pengolahan air bersih. Fajar, asal Serang, Banten, datang ke png usaha warung makan, dan berhasil.
Masih ada beberapa diantaranya mencoba berdagang di negara yang di persepsikan rawan kriminal ini.
Mereka adalah petarung-petarung tangguh. Berdagang dan buka usaha di negara yang kurang diminati. Dan saya mencoba menjelajah di sini, bukan sekedar plesiran. Tapi sama dengan mereka melakukan rintisan awal, bidang usaha yang bisa dikembangkan.
Sukses itu milik semua orang. Tinggal kita mau lakukan atau tidak. Sukses di tempat yang kebanyakan, itu sudah biasa. Tapi sukses di tempat yang yg sulit, itu baru luar biasa…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar